Dulu mobil yang menghasilkan tenaga besar memiliki kapasitas mesin yang juga berukuran besar. Kapasitas mesin dalam hal ini yaitu ukuran volume silinder atau biasa disebut dengan cc. Konstruksi serta jumlah silinder yang digunakan seperti mesin V6 yang menggunakan 6 silinder atau V8 yang menggunakan 8 silinder juga dapat mempengaruhi kapasitas mesin. Alhasil mesin dengan ukuran tersebut akan menghasilkan tenaga yang lebih besar. Tetapi pengaplikasian mesin berukuran besar dianggap kurang efisien. Hal ini disebabkan karena volume ruang bakar yang besar akan menyebabkan udara yang masuk menjadi lebih banyak sehingga bahan bakar yang diinjeksikan juga semakin banyak, sehingga hal ini menyebabkan mobil dengan kapasitas mesin yang besar menjadi boros bahan bakar.
Berbeda dengan mobil yang berkapasitas mesin kecil yang dianggap lebih irit bahan bakar tetapi tenaga yang yang dihasilkan tidak sebesar tenaga pada mesin dengan cc besar. Untuk mendapatkan tenaga yang besar pada mesin yang berukuran kecil, beberapa pabrikan otomotif mulai mengembangkan teknologi turbocharger untuk diterapkan di kendaraannya. Turbocharger yang berbentuk seperti rumah keong ini dipasang di bagian sisi exhaust mesin. Fungsi dari turbocharger ini adalah memanfaatkan gas buang dari hasil pembakaran di ruang bakar untuk memutar turbin. Turbin yang berputar ini akan memutar kompresor yang memaksa udara masuk lebih banyak lagi ke dalam ruang bakar. Udara yang terkompresi ini akan mengisi ruang di silinder dan kemudian dibakar oleh busi untuk menghasilkan ledakan di ruang bakar. Tenaga yang dihasilkan akan jauh lebih besar dibandingkan mesin tanpa turbocharger. Penggunaan mesin berkapasitas kecil ini adalah untuk menciptakan pembakaran yang lebih efisien. Mengapa turbocharger dianggap lebih efisien?
Bayangkan apabila Anda menggunakan mesin dengan cc besar yang dapat menghasilkan tenaga besar dan akan sangat diperlukan untuk melakukan akselerasi. Tetapi ketika anda hanya melaju pada kecepatan rendah dan aktualnya cuma butuh tenaga yang kecil, maka tenaga besar yang dihasilkan oleh mesin tersebut menjadi sia-sia atau tidak efisien. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan menyesuaikan dengan jumlah udara yang mengisi ruang bakar, sehingga hal ini dianggap boros. Turbocharger diterapkan pada mesin dengan cc kecil menjadi lebih efisien, karena ketika berakselerasi turbocharger akan aktif untuk menghasilkan tenaga yang besar, tetapi ketika mobil melaju pada kecepatan rendah maka turbocharger tidak beroperasi. Mesin akan beralih fungsi menjadi seperti mesin dengan cc kecil pada umumnya yang irit bahan bakar, hal ini karena udara yang masuk secara alami ke ruang bakar tidak sebanyak udara yang masuk ke mesin dengan volume silinder besar.